Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasi si pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara. Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia.
Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut. Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.
‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakt-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’. Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara. Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah yang berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat di masa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut. Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.
Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut:
1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini. Sekali lagi terbukti bahwa sejarah itu adalah versi, tergantung untuk apa sejarah itu dibuat dan tentunya terkandung di dalamnya beragam kepentingan. Wallahu A’lam Bishshawab. [sejarah-kompasiana]
2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.
3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini. Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.
4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran suf, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu. Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo. Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisan Gajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’. Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.
5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu. Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari Timur Tengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan ‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranakpinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaan Nusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.
http://islamedia.co.nr/
akta Kerajaan Majapahit
Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasisi pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara.Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut.Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’.Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara.Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat dimasa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut.Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut:1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini.Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran sufi, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu.Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo.Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisanGajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’.Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘LaIlaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu.Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari TimurTengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranak pinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaanNusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini. Sekali lagi terbukti bahwa sejarah itu adalah versi, tergantung untuk apa sejarahitu dibuat dan tentunya terkandung di dalamnya beragam kepentingan.Wallahu A’lam Bishshawab. Hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui.Sumber: http://danish56.blogspot.com/2010/11/fakta-fakta-tersembunyi-dari-kerajaan.html
- Share this:
- Share
Mengomentari komentar diatas:
Foto Ghoib tersebut bukan foto ruh Raden Wijaya, tapi mungkin saja gambar Jin karena orang yang sudah meninggal ruh-nya berada di alam lain/kubur jadi sudah tidak ada di dunia kita lagi. Mana bisa Berfoto ria?
Kalau itu gambar jin, dia bisa saja mengaku bernama Raden Wijaya, dll.
Bisa juga menyamar memakai serban, peci, ataupun jubah….
btw Masjid Agung Majapahitnya dimana ya ???????????
mojopahit itu kerajaan besar,jadi jenis mata uang juga banyak beredar di mojopahit,
ntar uang2 monopoli di ketemukan di bilang kalau mojopahit negara permainan monopoli,
hahaha mendem semua nya,lagian brg sudah lewat,
kl emang mojopahit agama islam tidak semestinya mojopahit hilang di telan masa,
itu yg pasti.
Mungkin suatu saat kebenaran akan terungkap, tetapi kita sendiri belum tahu kapan hal itu terjadi, apakah pada masa itu kita masih hidup di dunia ? atau sudah berada di alam keabadian ?
Mesra.net Forum > Announcement & Discussion > Kaji Selidik & Pandangan
buzen5
May 20 2005, 10:51 PM
Pukul 9.00 malam tadi aku tengok cerita National Geographic tentang kisah sejarah troy dan bangsa phonicien dll la…dan dengan cerita tu membuatkan minda aku terfikir tentang asal-usul bangsa melayu…kita tahu sejarah banyak menunjukkan bahawa tamadun cina dan tamadun arab telah lama wujud…tapi korang terfikir tak pada tahun berapa sebenarnya bangsa melayu telah wujud…aku tak pernak nampak hasil kajian mana-mana ahli arkeologi dekat Malaysia ni ataupun sejarawan yg memberikan pandangan yang tepat….kalau ada pun mungkin tidak diberikan liputan oleh media…abis kuat pun hanya menceritakan sejarah pengasasan kesultanan melaka dan kesultanan melayu lama seperti gangga negara kat bruas(Perak)…tapi tak ada fakta yang menceritakan dengan tepat tarikh kewujudan bangsa melayu…pada pendapat aku pasti ada permulaannya….Mugkinkah kita ni serpihan daripada bangsa phonicien, atau bangsa troy..ataupun kita ni serpihan kaum arab dan apa2 ajelah yang berubah warna disebabkan keadaan iklim, cuaca,dll faktor…Ini membuatkan aku berfikir jauh….Adakah bangsa melayu ada kena mengena dengan tamadun awal sebelum kedatangan Islam…..ada sape-sape boleh komen….Apa yang pasti aku nak tahu pasal tamadun melayu sebelum 1000M…..
Didiharaiss
May 20 2005, 10:55 PM
ni ha Buzen…tadi ko kat topik isu semasa…pindah port ye?
(a) Orang Negrito
Menurut pendapat Asmah Haji Omar sebelum perpindahan penduduk dari Asia berlaku, Kepulauan Melayu (Nusantara) ini telah ada penghuninya yang kemudian dinamai sebagai penduduk asli. Ada ahli sejarah yang mengatakan bahawa mereka yang tinggal di Semenanjung Tanah Melayu ini dikenali sebagai orang Negrito. Orang Negrito ini diperkirakan telah ada sejak tahun 8000 SM (Sebelum Masihi). Mereka tinggal di dalam gua dan mata pencarian mereka memburu binatang. Alat perburuan mereka diperbuat daripada batu dan zaman ini disebut sebagai Zaman Batu Pertengahan. Di Kedah sebagai contoh, pada tahun 5000 SM, iaitu pada Zaman Paleolit dan Mesolit, telah didiami oleh orang Austronesia yang menurunkan orang Negrito, Sakai, Semai, dan sebagainya.
( Melayu-Proto
Berdasarkan pendapat yang mengatakan bahawa orang Melayu ini berasal dari Asia Tengah, perpindahan tersebut (yang pertama) diperkirakan pada tahun 2500 SM. Mereka ini kemudian dinamai sebagai Melayu-Proto. Peradaban orang Melayu-Proto ini lebih maju sedikit daripada orang Negrito. Orang Melayu-Proto telah pandai membuat alat bercucuk tanam, membuat barang pecah belah, dan alat perhiasan. Kehidupan mereka berpindah-randah. Zaman mereka ini dinamai Zaman Neolitik atau Zaman Batu Baru.
© Melayu-Deutro
Perpindahan penduduk yang kedua dari Asia yang dikatakan dari daerah Yunan diperkirakan berlaku pada tahun 1500 SM. Mereka dinamai Melayu-Deutro dan telah mempunyai peradaban yang lebih maju daripada Melayu-Proto. Melayu-Deutro telah mengenal kebudayaan logam. Mereka telah menggunakan alat perburuan dan pertanian daripada besi. Zaman mereka ini dinamai Zaman Logam. Mereka hidup di tepi pantai dan menyebar hampir di seluruh Kepulauan Melayu ini.
Kedatangan orang Melayu-Deutro ini dengan sendirinya telah mengakibatkan perpindahan orang Melayu-Proto ke pedalaman sesuai dengan cara hidup mereka yang berpindah-randah. Berlainan dengan Melayu-Proto, Melayu-Deutro ini hidup secara berkelompok dan tinggal menetap di sesuatu tempat. Mereka yang tinggal di tepi pantai hidup sebagai nelayan dan sebahagian lagi mendirikan kampung berhampiran sungai dan lembah yang subur. Hidup mereka sebagai petani dan berburu binatang. Orang Melayu-Deutro ini telah pandai bermasyarakat. Mereka biasanya memilih seorang ketua yang tugasnya sebagai ketua pemerintahan dan sekaligus ketua agama. Agama yang mereka anuti ketika itu ialah animisme.
1.1.2 Berasal dari Nusantara
Seorang sarjana Inggeris bernama J. Crawfurd telah membuat kajian perbandingan bahasa yang ada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan kawasan Polinesia. Beliau berpendapat bahawa asal bahasa yang tersebar di Nusantara ini berasal daripada bahasa di Pulau Jawa (bahasa Jawa) dan bahasa yang berasal dari Pulau Sumatera (bahasa Melayu). Bahasa Jawa dan bahasa Melayulah yang merupakan induk bagi bahasa serumpun yang terdapat di Nusantara ini.
J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa:
(a) Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk
yang menyebar ke tempat lain.
( Bahasa minang kabau/melayu/klon dari bahasa arab,jadi bahasa arab merupakan bahasa tertua di dunia yang bermula dari dalam surga lagi,seterusnya di ikuti dengan bahasa isyarat,1 bahasa arab,2 bahasa minang kabau/bahasa melayu seterusnya bahasa isyarat, ialah bahasa tertua dan bahasa induk daripada bahasa yang lain.
K. Himly, yang mendasarkan kajiannya terhadap perbandingan bunyi dan bentuk kata bahasa Campa dan pelbagai bahasa di Asia Tenggara menyangkal pendapat yang mengatakan bahawa bahasa Melayu Polinesia serumpun dengan bahasa Campa. Pendapat ini disokong oleh P.W. Schmidt yang membuat kajiannya berdasarkan struktur ayat dan perbendaharaan kata bahasa Campa dan Mon-Khmer. Beliau mendapati bahawa bahasa Melayu yang terdapat dalam kedua-dua bahasa di atas merupakan bahasa ambilan sahaja.
Sutan Takdir Alisjahbana, ketika menyampaikan Syarahan Umum di Universiti Sains Malaysia (Julai 1987) menggelar bangsa yang berkulit coklat yang hidup di Asia Tenggara, iaitu Thailand Selatan, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Filipina Selatan sebagai bangsa Melayu yang berasal daripada rumpun bangsa yang satu. Mereka bukan sahaja mempunyai persamaan kulit bahkan persamaan bentuk dan anggota badan yang berbeza daripada bangsa Cina di sebelah timur dan bangsa India di sebelah barat.
Gorys Keraf di dalam bukunya Linguistik bandingan historis (1984) mengemukakan teori Leksikostatistik dan teori Migrasi bagi mengkaji asal usul bangsa dan bahasa Melayu. Setelah mengemukakan hujah tentang kelemahan pendapat terdahulu seperti: Reinhold Foster (1776), William Marsden (1843), John Crawfurd (1848), J.R. Logan (1848), A.H. Keane (1880), H.K. Kern (1889), Slametmuljana (1964), dan Dyen (1965) beliau mengambil kesimpulan bahawa “…negeri asal (tanahair, homeland) nenek moyang bangsa Austronesia haruslah daerah Indonesia dan Filipina (termasuk daerah-daerah yang sekarang merupakan laut dan selat), yang dulunya merupakan kesatuan geografis”.
Pendapat lain yang tidak mengakui bahawa orang Melayu ini berasal dari daratan Asia mengatakan bahawa pada Zaman Kuarter atau Kala Wurn bermula dengan Zaman Ais Besar sekitar dua juta sehingga lima ratus ribu tahun yang lalu. Zaman ini berakhir dengan mencairnya ais secara perlahan-lahan dan air laut menggenangi dataran rendah. Dataran tinggi menjadi pulau. Ada pulau yang besar dan ada pulau yang kecil. Pemisahan di antara satu daratan dengan daratan yang lain berlaku juga kerana berlakunya letusan gunung berapi atau gempa bumi. Pada masa inilah Semenanjung Tanah Melayu berpisah dengan yang lain sehingga kemudian dikenali sebagai Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan pulau lain di Indonesia.
Proto homonoid yang dianggap sebagai pramanusia dianggarkan sudah ada sejak satu juta tahun yang lalu dan ia berkembang secara evolusi. Namun, manusia yang sesungguhnya baru bermula sejak 44,000 tahun yang lalu dan manusia moden (Homo sapiens sapiens) muncul sekitar 11,000 tahun yang lalu.
Pada masa pramanusia dan manusia yang sesungguhnya di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australia telah ada manusia. Hal ini dibuktikan dengan ditemuinya Homo soloinensis dan Homo wajakensis (Manusia Jawa = “Java Man”) yang diperkirakan berusia satu juta tahun.
Pada masa ini wilayah tersebut didiami oleh tiga kelompok Homo sapiens sapiens, iaitu orang Negrito di sekitar Irian dan Melanesia, orang Kaukasus di Indonesia Timur, Sulawesi, dan Filipina, serta orang Mongoloid di sebelah utara dan barat laut Asia.
Masing-masing bangsa ini berpisah dengan berlakunya pemisahan daratan. Mereka berpindah dengan cara yang perlahan. Orang Kaukasus ada yang berpindah ke sebelah barat dan ada pula yang ke sebelah timur. Yang berpindah ke arah timur seperti ke Maluku, Flores, dan Sumba bercampur dengan orang Negrito. Yang berpindah ke arah barat mendiami Kalimantan, Aceh, Tapanuli, Nias, Riau, dan Lampung. Yang berpindah ke arah utara menjadi bangsa Khmer, Campa, Jarai, Palaung, dan Wa.
Hukum Bunyi yang diperkenalkan oleh H.N. van der Tuuk dan diperluas oleh J.L.A. Brandes yang menghasilkan Hukum R-G-H dan Hukum R-D-L dikatakan oleh C.A. Mees bahawa “Segala bahasa Austronesia itu, walaupun berbeza kerana pelbagai pengaruh dan sebab yang telah disebut, memperlihatkan titik kesamaan yang banyak sekali, baik pada kata-kata yang sama, seperti mata, lima, talinga, dan sebagainya, mahupun pada sistem imbuhan, dan susunan tatabahasanya. Perbezaan yang besar seperti dalam bahasa Indo-Eropah, misalnya: antara bahasa Perancis dan Jerman, antara Sanskrit dan Inggeris, tidak ada pada bahasa-bahasa Austronesia. Apalagi Kata Dasar (terutama bahasa Melayu) tidak berubah dalam morfologi” juga menunjukkan bahawa bahasa yang terdapat di Asia Selatan dan Tenggara berbeza dengan bahasa yang terdapat di Asia Tengah.
1.2 KESIMPULAN
Pendapat Geldern tentang kapak tua masih boleh diperdebatkan. Budaya kapak tua yang diperbuat daripada batu sebenarnya bukan hanya terdapat di Asia Tengah dan Nusantara. Budaya yang sama akan ditemui pada semua masyarakat primitif sama ada di Amerika dan juga di Eropah pada zaman tersebut.
Lagi pula, secara kebetulan Geldern membuat kajiannya bermula dari Asia kemudian ke Nusantara. Kesimpulan beliau tersebut mungkin akan lain sekiranya kajian itu bermula dari Nusantara, kemudian ke Asia Tengah.
Kajian Kern berdasarkan bukti Etnolinguistik memperlihatkan bahawa persamaan perkataan tersebut hanya terdapat di alam Nusantara dengan pengertian yang lebih luas dan perkataan tersebut tidak pula ditemui di daratan Asia Tengah. Ini menunjukkan bahawa penutur bahasa ini tentulah berpusat di tepi pantai yang strategik yang membuat mereka mudah membawa bahasa tersebut ke barat, iaitu Madagaskar dan ke timur hingga ke Pulau Easter di Lautan Pasifik.
Secara khusus, penyebaran bahasa Melayu itu dapat dilihat di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera, di sepanjang pantai barat Semenanjung Tanah Melayu; di Pulau Jawa terdapat dialek Jakarta (Melayu-Betawi), bahasa Melayu Kampung di Bali, bahasa Melayu di Kalimantan Barat, bahasa Melayu Banjar di Kalimantan Barat dan Selatan, Sabah, Sarawak, dan bahasa Melayu di Pulau Seram.
Pendapat Marsden bahawa bahasa Melayu yang termasuk rumpun bahasa Nusantara serumpun dengan rumpun bahasa Mikronesia, Melanesia, dan Polinesia dengan induknya bahasa Austronesia secara tidak langsung memperlihatkan adanya kekerabatan dua bahasa tersebut yang tidak ditemui di Asia Tengah. Penyebaran bahasa Austronesia juga terlihat hanya bahagian pesisir pantai timur (Lautan Pasifik), pantai barat (Lautan Hindi), dan Selatan Asia (kawasan Nusantara) sahaja dan ia tidak masuk ke wilayah Asia Tengah.
Kesamaan pembentukan kata di antara bahasa Melayu dengan bahasa Polinesia yang dinyatakan oleh J.R. Foster dan kesamaan struktur bahasa Melayu dengan struktur bahasa Kampuchea juga memperlihatkan bahawa bahasa yang berada di Asia Selatan dan Asia Timur berbeza dengan bahasa yang berada di Asia Tengah. Jika kita lihat rajah kekeluargaan bahasa akan lebih nyata lagi bahawa bahasa di Asia Tengah berasal dari keluarga Sino-Tibet yang melahirkan bahasa Cina, Siam, Tibet, Miao, Yiu, dan Burma. Berdekatan dengannya agak ke selatan sedikit ialah keluarga Dravida, iaitu: Telugu, Tamil, Malayalam, dan lain-lain. Kedua-dua keluarga bahasa ini berbeza dengan bahasa di bahagian Timur, Tenggara, dan Selatan Asia, iaitu keluarga Austronesia yang menurunkan empat kelompok besar, iaitu Nusantara, Melanesia, Mikronesia, dan Polinesia.
Jika ditinjau dari sudut ilmu kaji purba pula, penemuan tengkorak yang terdapat di Nusantara ini memberi petunjuk bahawa manusia telah lama ada di sini. Penemuan tersebut di antara lain ialah:
1. Pithecanthropus Mojokerto (Jawa), yang kini berusia kira-kira 670,000 tahun.
2. Pithecanthropus Trinil (Jawa), kira-kira 600,000 tahun.
3. Manusia Wajak (Jawa), kira-kira 210,000 tahun.
Jika tiga fosil tersebut dibandingkan dengan fosil Manusia Peking atau Sinanthropus Pekinensis (China) yang hanya berusia kira-kira 550,000 tahun terlihat bahawa manusia purba lebih selesa hidup dan beranak-pinak berdekatan dengan Khatulistiwa. Hal ini diperkuat lagi dengan penemuan fosil tengkorak manusia yang terdapat di Afrika yang dinamai Zinjanthropus yang berusia 1,750,000 tahun. Beberapa hujah ini menambah kukuh kesimpulan Gorys Keraf di atas yang menyatakan bahawa nenek moyang bangsa Melayu ini tentulah sudah sedia ada di Kepulauan Melayu yang menggunakan bahasa keluarga Nusantara.
Masih ada soalan yang belum terjawab, iaitu jika betul bangsa Melayu ini sememangnya berasal dari Alam Melayu ini, sebelum itu dari manakah asal mereka? Pendapat orang Minangkabau di Sumatera Barat bahawa keturunan mereka ada hubungan dengan pengikut Nabi Nuh, iaitu bangsa Ark yang mendarat di muara Sungai Jambi dan Palembang semasa berlakunya banjir besar seperti yang diungkapkan oleh W. Marsden (1812) masih boleh dipertikaikan.
Yang agak berkemungkinan disusurgaluri ialah dari salasilah Nabi Nuh daripada tiga anaknya, iaitu Ham, Yafit, dan Sam. Dikatakan bahawa Ham berpindah ke Afrika yang keturunannya kemudian disebut Negro berkulit hitam, Yafit berpindah ke Eropah yang kemudian dikenali sebagai bangsa kulit putih, dan Sam tinggal di Asia menurunkan bangsa kulit kuning langsat. Putera kepada Sam ialah Nabi Hud yang tinggal di negeri Ahqaf yang terletak di antara Yaman dan Oman. Mungkinkah keturunan Nabi Hud yang tinggal di tepi laut, yang sudah sedia jadi pelaut, menyebar ke Pulau Madagaskar di Lautan Hindi hingga ke Hawaii di Lautan Pasifik lebih mempunyai kemungkinan menurunkan bangsa Melayu?
Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki,[4] serta menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal,[5] walaupun budayanya juga sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam, sedangkan Thomas Stamford Raffles, setelah melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau tempat kedudukan Kerajaan Pagaruyung, menyatakan bahwa Minangkabau adalah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kemudian penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur.[6]
Saat ini masyarakat Minang merupakan masyarakat penganut matrilineal terbesar di dunia.[7][8] Selain itu, etnik ini juga telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum. Prinsip adat Minangkabau tertuang singkat dalam pernyataan Adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al-Qur’an) yang berarti adat berlandaskan ajaran Islam.[9]
/w/index.php?title=Berkas:Sumatra_Ethnic_Groups_Map_en.svg&filetimestamp=20101011094928 /w/index.php?title=Berkas:Sumatra_Ethnic_Groups_Map_en.svg&filetimestamp=20101011094928Peta yang menunjukan wilayah persebaran kelompok etnik Minangkabau di pulau Sumatera.
Nama Minangkabau berasal dari dua kata, minang dan kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu legenda khas Minang yang dikenal di dalam tambo. Dari tambo tersebut, konon pada suatu masa ada satu kerajaan asing (biasa ditafsirkan sebagai Majapahit) yang datang dari laut akan melakukan penaklukan. Untuk mencegah pertempuran, masyarakat setempat mengusulkan untuk mengadu kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui dan menyediakan seekor kerbau yang besar dan agresif, sedangkan masyarakat setempat menyediakan seekor anak kerbau yang lapar. Dalam pertempuran, anak kerbau yang lapar itu menyangka kerbau besar tersebut adalah induknya. Maka anak kerbau itu langsung berlari mencari susu dan menanduk hingga mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan itu menginspirasikan masyarakat setempat memakai nama Minangkabau,[12] yang berasal dari ucapan “Manang kabau” (artinya menang kerbau). Kisah tambo ini juga dijumpai dalam Hikayat Raja-raja Pasai dan juga menyebutkan bahwa kemenangan itu menjadikan negeri yang sebelumnya bernama Periaman (Pariaman) menggunakan nama tersebut.[13] Selanjutnya penggunaan nama Minangkabau juga digunakan untuk menyebut sebuah nagari, yaitu Nagari Minangkabau, yang terletak di kecamatan Sungayang, kabupaten Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.
Dari tambo yang diterima secara turun temurun, menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Walau tambo tersebut tidak tersusun secara sistematis dan lebih kepada legenda berbanding fakta serta cendrung kepada sebuah karya sastra yang sudah menjadi milik masyarakat banyak.[4] Namun demikian kisah tambo ini sedikit banyaknya dapat dibandingkan dengan Sulalatus Salatin yang juga menceritakan bagaimana masyarakat Minangkabau mengutus wakilnya untuk meminta Sang Sapurba salah seorang keturunan Iskandar Zulkarnain tersebut untuk menjadi raja mereka.[18]
Kerajaan Kandis, Kerajaan Tertua di Sumatera
Salido, Nagari Lumbung Emas dan Mitos Naga Sakti Gunung Kerinci
Ringkasan Tambo Alam Minangkabau Versi Datoek Toeah
Tambo Alam Minangkabau : Penghapusan Sejarah dan Kekacauan Logika
Pagaruyung dan Teori Fusi Tiga Kerajaan (Marapi, Dharmasraya, Sriwijaya)
• Kerajaan Pertama di Gunung Marapi
Asal Usul Danau Maninjau, Legenda Bujang Sambilan
Asal Usul Sawahlunto
Nagari Pariangan dan Tujuh Suku Pertama
Pemerintahan Raja Raja di Kesultanan Inderapura
Benarkah Pagaruyung adalah Pewaris Langsung dari Kerajaan Malayapura
Sekilas Tragedi Sejarah Bangsa Champa
Kaitan Dengan Minangkabau
• Tokoh Harimau Campa dalam Tambo Alam Minangkabau
• Tempat asal leluhur Suku Jambak
• Kerajaan Inderapura yang bernama sama dengan Kota Inderapura di Champa
• Sistem Matrilineal yang diamalkan.
Dari Awal Sampai Puncak Kejayaan
Kerajaan Koying, antara Kerinci dan Jalur Perdagangan Selat Sunda
Pagaruyung dan Teori Fusi Tiga Kerajaan (Marapi, Dharmasraya, Sriwijaya)
Tambo Sutan Nan Salapan
Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 12:11 pm
Pada tahun 1050 H (1680 M) Kerajaan Pagaruyung telah mengeluarkan satu keputusan berupa Sunnah 1050 yang berisikan penempatan Raja-Raja di Rantau ( Darat dan Laut ) di mana ada terdapat masyarakat yang berasal dari ketiga Luhak di Minangkabau.
Naskah ini disebut juga Tambo Nan Salapan dengan isi sebagai berikut:
1) Adapun nan tingga di tanah Aceh ialah nan banamo Sultan Syariat berpangkat Rahim. Anak cucu Daulat yang dipertuan dalam Nagari Pagaruyung, asal mulonyo rajo-rajo di negeri Aceh, malimpah ka Patahan Batu, lalu ka tanah labuah kaliliang, lalu ke Deli. Adapun Deli taklukka Aceh. Itulah kebesaran Rajo Aceh nan turun tamurun, lalu sakarang kini, nan tiada marubah rubah, waris nan manjawek dek Rajo Aceh, nan di tarimo dari Niniak kito. Wallahualam.
2) Adapun nan tingga di dalam nagari Banten, malimpah lalu ka Batawi, Sultan Nan Banamo: Marhabat Maruhum Alam, anak cucu yang dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa mulonyo Raja di tanah Jawa, lalu ke Johor ka Manggali, kaliliang Banten Batawi, semuanya tanah Banten ialah kebesaran Raja Banten, beroleh khalifah dari yang dipertuan nan sati, memberi ijin mutlak serato sumpah sati, kalalamullah di dalam Koto Pagaruyung, Darussalam
baginda sinang / raja kapiceh | January 16, 2012 at 7:45 am | Reply
3) Adapun nan tinggal turun temurun di dalam nagari Jambi Sultan Bagindo Tuan Rabbi, anak cucu Daulat yang di pertuan dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa yang dipertuan dalam nagari Pagaruyung, tatkala asa mulonyo jadi rajo dalam nagari Jambi, lalu melimpah ka Batang Hari sampai ka hulu Batang Sangie, tatkala asa mulonyo jadi Rajo di dalam nagari Jambi 12 Koto Sungai Babi, tatkala masa dahulunyo, itulah kabasaran dan mukjizat, Sultan Bagindo Rabbi, nan dijawek turun tamurun, beroleh derajat nan tinggi di bari Allah Subhanahuwataala, amin ya rabbal alamin.
4) Adapun yang turun tamurun ka Palembang katurunan di tanah Jawa asal mulonyo jadi Raja ialah, nan banamo Sultan Bagindo Ibnu Rahim, anak cucu Daulat yang dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, Tinggal di dalam Nagari Palembang, malimpah lalu ka Musi, sampai turun ka Bugis Makasar, di dalam laut kaliliang tanah Bugis, ialah darajat dan mukjizat Sultan Bagindo Ibnu Rahim, Khalifatullah Muhammad Rasulullah. Amin
5) Adapun nan turun tamurun ka nagari Pariaman tatkala, akan badiri, belum banamo Tiku Pariaman, hanyo banamo Sungai Salak, nan tingga didalam nagari Pariaman, ialah nan banamo Sultan Maharajo Dewa, anak cucu Daulat yang dipertuan Nan Sati di dalam Koto Pagaruyung, tatkala asa mulonyo manjadi Rajo di Pariaman, malimpah lalu ka Natal sakuliliangnyo, kurnia Allah subhanahuwataala, baroleh Khalifah dari pado bapaknyo, karena mukjizat Tuanku Nan Sati, dalam Nagari Pagaruyung, Nan Khalifah datang dari dalam syurga jannatun naim. Rahman Muhammad Rasulullah.
6) Adapun nan turun tamurun dalam nagari Indrapura, tatkala asa mulonyo jadi Raja Indrapura, nan banamo Sultan Muhammad Syah, anak cucu daulat nan dipertuan nan Sati, didalam nagari Pagaruyung, itulah yang mulo-mulo jadi Rajo di Indrapura, balahan tingga di dalam nagari Muko-Muko, Partamuan Rajo Rajo dahulunyo, balun banamo Muko Muko, sakalian hamba rakyat mangko turun ka tanah Padang, hinggo Lawik Nan Sadidiah, lalu ka pulau kaliliangnyo, kapado Rajo Indrapura Kaliling itu, itulah kabasaran Sultan Muhammad Syah Indrapura, nan oleh Khalifah di bari Allah, katurunan Daulat nan dipertuan Sati, Khalillullah di Pagaruyung.
7) Adapun nan turun tamurun ka dalam nagari Sungai Pagu, iolah nan banamo Sultan Besar, Barambuik Putieh, Bajangguik Merah, anak cucu daulat dipertuan nan Sati, dalam koto Pagaruyung, asa mulonyo jadi Rajo dalam Alam Sungai Pagu, malimpah lalu kabandar Nan Sapuluah, di situlah Rajo nan Barampek, keliliang Alam Sungai Pagu. Semuanya itu beroleh Khalifah, dari pado Tuhan yang banamo Rahman, tatkala manjunjung mangkuto alam nan mamilih Tanah Nan Sakapa di dalam alam nangko, berwasiat Sungai Pagu yang terjadi di dalamnyo.
Adapun nan turun tamurun ka nagari Indragiri, Sultan Kadhi Indra Sakti, anak cucu daulat nan dipertuan di dalam nagari Pagaruyung, asa mulonyo manjadi Rajo di nagari Indragiri lalu ka Kuantan sampai ka Riau, kaliling Indragiri Riau, adapun Riau takluk pado Indragiri, Riau baroleh Khalifah dari Indragiri, katurunan daulat nan Sati dari nagari Pagaruyung, itulah daulat na baroleh mukjizat, nan di bari Allah swt Alaihissalam, katurunan Adam di dalam syurga jannatun nain, amin ya rabbalalamin Tuhan Yang Maha Esa.
Bamulo Sultan Nan Salapan Rajo ialah nan banamo Sultan Rajo Siak anak cucu nan dipertuan dalam nagari Pagaruyung jua adonyo, ialah nan Kerajaannya di nagari Siak Malimpah lalu ka Kualo Kampar.
Tambo ini ganti baganti, salin basalin, turun tamurun kapado urang tuo kito, datang datang sakarang kini, barubahpun tiak barang sadikit syak dan mungkir akan tambo ini, dimakan kutuk daulat yang dipertuan, dimakan biso kawi dinagari, karena itulah Read the rest of this entry »
baginda sinang / raja kapiceh | January 16, 2012 at 8:04 am | Reply
Harimau Campa Dalam Tambo
Harimau Campa adalah nama seorang tokoh yang disebut-sebut di dalam Tambo Alam Minangkabau. Bersama-sama Kucing Siam, Kambing Hutan dan Anjing Mualim, mereka berempat adalah para pengiring Ninik Sri Maharaja Diraja dan rombongan. Mereka semua adalah para pendekar yang di kemudian hari menjadi orang-orang pertama pendiri cikal bakal Silek Minang. Mereka juga dipercaya sebagai leluhur orang-orang di Luhak Nan Tigo.
Posted by baginda sinang/raja kapiceh | 27 January 2012, 12:14 pm
wilayah nusantara/antara nusa/antara bangsa,wilayah ketuanan raja sedaulat dunia, minang kabau asal usul rumpun melayu nan indak dapek diragukan lagi .sumber rujukan alam takambang jadi guru dan filosuf lomuik hanyuik .Filosofi Lumuik Hanyuik dan Sejarah Bangsa dan pengembaraan masyarakat Minangkabau
October 24, 2009 in Hasil Budaya, Hipotesa, Interpretasi, Tarikh
Lumuik Hanyuik adalah salah satu motif ukiran Minangkabau yang diturunkan dari motif Gandara Scrolls, sebuah warisan budaya yang telah ikut mencatat perjalanan sejarah masyarakat Minangkabau. Dalam khazanah kebudayaan Minangkabau, sebuah motif ukiran bukan hanya sebuah hasil budaya berkesenian yang tanpa makna. Ada sebuah filosofi di balik hasil karya itu, ada latar belakang sejarah yang disimpan didalamnya.
Motif ukiran Lumuik Hanyuik
Syair berikut ini menggambarkan latar filosofi dari motif Lumuik Hanyuik :
Aka lapuak gagangnyo lapuak
Hiduik nan indak mamiliah tampek
Asa lai lambah, inyo lah tumbuah
Dalam aia bagagang juo
Aia hilia lumuik pun hilia
Walau tasalek di ruang batu
Baguba babondong-bondong
Aia bapasang lumuik bapiuah
Namun hiduik bapantang mati
Baitu untuangnyo lumuik
Indak mancari tampek diam
Hanyo manompang jo aia hilia
Indak mamiliah tampek tumbuah
Asa kasampai ka muaro
Usah cameh badan kahanyuik
Baguru kito kalumuik
Alam takambang jadi guru
Lahianyo lumuik nan disabuik
Bathinnyo Adat Minangkabau
Dilariak di papan tapi
Ukiran rumah nan di lua
Gambaran adat hiasan alam
Pusako salamonyo
Demikianlah, sebuah motif ukiran dengan gamblang menceritakan perjalanan sejarah orang-orang yang mendirikan Kebudayaan Minangkabau. Entah darimana mereka datang, entah sudah berapa daerah yang mereka lalui, entah sudah berapa lautan yang mereka seberangi dan entah sudah berapa pegunungan yang mereka daki.
Daerah kekuasaan Dharmasraya =
Dalam naskah berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志) karya Zhao Rugua tahun 1225[3] disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch’ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t’ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t’a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.
berasal tradisi aslì, bukan dari
hindu atau budha., gunung
menyimbolkan laku, juga
menyimbolkan perjalanan roh
dalam kepercayaan jawa kuna,
yg diketahui, digunakan
bentuknya dalam berbagai
macam tradisi kepercayaan di
jawa.
Seperti: punden berundak
(tradisi kuna), tumpeng (tradisi
yg masih berlaku hingga kini),
gunung dalam wayang (kayon)
dan lain-lain,
Jadi bentuk bangunan suci
berupa punden berundak,
merupakan bentuk bangunan
asli.
Penggunaan unsur-unsur agama
asli dalam HINDU dan BUDHA
dapat dilihat misalnya pada pura
besakih di bali dan borobudur di
jawa.
Pura Besakih: terletak di atas
gunung dan berteras,
Pembagian ruang pada pura-
pura di bali jaba-jaba tengah –
jero yg bernilai
Nista-madya-utama, juga
merupakan pengaruh agama
asli, Utama selalu lebih tinggi
letaknya, merupakan simbolisasi
laku, yaitu selalu menuju
keutamaan.
Borobudur: dibangun diatas
bukit dan berteras (diambil dari
bentuk punden berundak).
Lubang lubang pada stupa
berbentuk belah ketupat (wajik)
juga diambil tradisi nenek
moyang, simbolisasi dari
peleburan dosa,
Dahulu, setelah melaksanakan
laku penyucian diri biasanya
diadakan selametan dengan
ketupat (bukan dengan
tumpeng) ketupat yg dibagikan
kepada para tetangga
mengandung makna permintaan
maaf / mohon pengampunan
atas segala kesalahan (ngaku
lepat–>kupat), lebar lebur
(setelah laku penyucian diri/
peleburan dosa).
Tradisi inilah yg diambil oleh
islam jawa, yaitu bermaaf-
maafan setelah/lebar ramadhan.
Sesajen, yg merupakan ujud
penghormatan kepada leluhur
Merupakan tradisi asli,
Sesajen hingga kini masih hidup
dalam tradisi kejawen.,
Simbol gunung, sebagai tempat
tinggal roh untuk sementara,
dan sajen, sebagai makanan
persembahan bagi roh leluhur
diwujudkan dalam tumpeng
(tumpeng▲gunung dan lauk
pauknya sesajen) dan hingga kini
dalam tradisi ritual kejawen,
orang masih menggunakan
tumpeng▲.
Dupa, yg merupakan simbol dari
penyampayan doa, berasal dari
leluhur, Dupa diperkirakan
sudah digunakan sebelum
HINDU, BUDHA, masuk kejawa,
sebab bahan-bahan baku dupa
(serbuk kayu cendana dan getah
pohon damar) berasal dari
nusantara. Bahan-bahan
tersebut kemudian dikenal oleh
bangsa-bangsa lain setelah
dibawa keasia dan timur tengah
oleh para pedagang.
Wayang, yg menjadi bagian dari
ritual kejawen telah dikenal jau
sebelum islam masuk ke
indonesia.
Buktinya, pertunjukan wayang
sudah tertulis dalam prasasti
Dyah Balitung th899m (tahun
segitukan sunan kali jaga belum
lahir?)
Lakon wayang, selalu diambil
ceritanya dari kitab
MAHABARATA yg merupakan
kitab suci agama hindu, maupun
Ramayana, yg merupakan epos
india,(memang tua mana, kitab
Mahabarata dan Ramayana
dengan sunan kali jaga?)
Semar yg merupakan simbol
tuhan dalam tradisi kejawen,
berasal dari jawa/indonesia asli,
karna dalam kitab Hindu
maupun budha tidak ditemukan
tokoh semar. Kaum islam
sekarang ini banyak mengaku-
ngaku bahwa sunan kalijaga-lah
yg menciptakan tokoh semar.
Kata mereka semar dari kata
arab ”ismar” Wah sama kasusnya
dengangan jamus kalimasada, yg
di plesetkan menjadi kalimat
sahadat.
Memangnya berapa ratus taun
sih umur sunan kali jaga?
Bukankah tokoh semar sudah
tertulis dalam kitab-kitab kuno
sebelum masuknya islam ke
jawa. Misalnya dalam
GatotkacaÇraya yg di tulis oleh
Mpu Panuluh thn 1188, juga
pada candi-candi kafir, seperti
candi jago, candi panataran, dan
candi sukuh?
Hal-hal tersebut diatas adalah
unsur – unsur agama kejawen yg
ada sebelum islam masuk ke
jawa, bahkan sebelum Hindu –
budha masuk ke jawa. Dari poin-
poin diatas, selain menolak
pendapat SWATANTRE
Bahwa kejawen berasal dari
islam/wali9, saya juga menolak
pendapat Gus Dur dan lain- lain
orang yg menyatakan pendapat
senada. Pendapat saya, kejawen
adalah agama leluhur, yg
nasibnya kian mengenaskan,
masuknya agama islam
menyebabkan pendangkalan
ajaran kejawen yg amat sangat
aku cintai.
Peradaban pada jaman
kehidupan nenek moyang kita
majapahit,
Peradaban terkenal ramah
tamah dan harmonis yang maju
tinggi nilai-nilai budi pekerti
manusiawinya kalau di
bandingkan bangsa-bangsa lain,
Karna pada jaman itu pun
bangsa kita sudah memeluk
kepercayaan menurut sukunya
masing-masing di antaranya
anuntan ageman ajaran kejawen,
sunda wiwitan, dllnya menurut
kepercayaan ajaran sukunya
masing-masing termasuk budha
dan hindu.
Walaupun bangsakita/majapahit
banyak suku dan kepercayaan,
namun mereka bersatu tidak
mempengaruhi satu dengan
yang lainya,
Mereka hidup beragama saling
menghormati dan tidak
menyulitkan jalan tata
kepemerintahan, jiwa gotong
royongnya kuat dan terpelihara
baik, sehingga kelihatan sekali
keluhuran budi pekertinya
bangsa kita pada jaman nenek
moyang majapahit.
KESENIAN DAN BUDAYA.
Coba anda berfikir sejenak pada
abad-abad kehidupan negara
nenek moyang kita pada jaman
kesatuan kerajaan MAJAPAHIT
sudah menemukan logam dan
bisa membuat pusaka-pusaka,
keris, pedang, tombak dan
sebagainya,
Begitu pula masalah instrumen
alat gamelan-gamelan, bunyi-
bunyian, akhirnya jadi arti
gamelan kesenian,
Betapa bangganya negara pada
jaman itu sudah bisa
membuktikan suatu kesenian
yang sangat tinggi mutunya.
Negara luar belum sampai
kesana penemuannya.
Kita pelajari bentuk instrumen
atau bentuk gamelannya, karna
bentuk gamelan nenek moyang
kita menunjukan klasik,
Wayang dengan di iringi gamelan
berarti kesenian tersebut sudah
berbentuk kesenian agung/
kesenian besar.
”Apakah bentuk kesenian itu,
nenek moyang kita meniru-niru
dari negara luar,???
”TIDAK. Sekali lagi ”TIDAK.
Kesenian ini timbul dan
diciptakan oleh nenek moyang
bangsa kita sendiri.
Betapa agungnya betapa mulya
nya bangsa kita di jaman itu.
Anda harus tau setiap bangsa
yang baik, maju, dan luhur, kuat.
Pada jaman itu belum ada
bentuk kesenian dari luar.
Umpama sipat alat tiup, gesek/
biola yang menggunakan senar
kawat/gitar dan lain-lainnya.
Alat tiup umpama trompet, atau
trombon, harmonika dan lain-
lainnya alat instrumen ini dari
luar (eropa).
Jadi instrumen kita adalah yang
berbentuk logam, kulit, kayu,
bambu, yang di pukul, suling
sudah ada dari jaman dahulu
kala.
Nah masih banyak lagi bentuk-
bentuk kesenian kita terutama di
daerah-daerah di jaman
kehidupan negara kesatuan
majapahit.
SENI PAHAT.
Dijaman itu pula nenek moyang
kita sudah menemukan dan
mengerjakan seni warna, candi
prambanan, juga candi
borobudur.
Kalau kita pelajari seni pahat di
abad itu kita pun sudah maju
kalau kalau di bandingkan
dengan negara lain.
”kita tinggalkan masalah seni
budaya bangsa kita di jaman
kehidupan nenek moyang kita,
mari kita selusuri kehidupan
lainnya.
MATA PENCAHARIAN.
Mata pencaharian pada musim
hujan karenanya kehidupan
nenek moyang kita ber tani
sesuai dengan negara garis
tanahnya sangat subur dan sipat
bangsa kita keras dalam bekerja/
bekerja keras.
Padi sebagai sahabat utama, di
samping padi juga jagung, ubi-
ubian, sayuran, dan lain-lainya.
BAHARI/SAMUDRA.
Sesuai takdir TUHAN YANG
MAHA ESA, bumi majapahit
terpisah-pisah/berkepulauan.
Maka nenek moyang kita banyak
yang jadi nelayan, pelaut.
Sebagai telekomunikasi/
hubungan impormasi negara,
hubungan impormasi negara
hubungan ekonomi dan lain-
lainnya menggunakan perahu
atau kapal layar antar
kepulauan.
Nenek moyang kita juga
sebagian nelayan sehingga nenek
moyang kita berlayar sampai ke
mandagaskar.
PERTAHANAN KEAMANAN
NEGARA NENEK MOYANG KITA.
Pertahanan keamanan negara
nenek moyang kita sudah
termasuk negara yang paling
kuat sentosa, sesuai dengan
negara kita yg subur makmur.
Banyak negara-negara lain ingin
menguasai/menjajah. Karna
benteng pertahanan negara kita
di jaman itu sudah tersusun kuat
maju, maka bangsa-bangsa lain
gagal selalu mengadakan
penyerangan,
Umpama bangsa cina, tarta, dan
yang lainnya.
Pertahanan negara kita sudah
terwujud pertahanan NASIONAL,
Contoh pertahanan darat,
udara, dan laut.
Pengawasan darat, di kepalai
oleh seorang pejabat dengan
gelar GAJAH MADYA/GAJAH
MADA.
Pengawasan udara atau
dirgantara, pengawasan udara di
kepalai seorang pejabat dengan
gelar GAJAH BANGAU,
Pengawasan samudra/laut.
Pengawasan samudra dikepalai
oleh seorang pejabat dengan
gelar GAJAH DUYUNG.
( HIMBAUAN )
Gajah artinya tumpakan
maharaja,
Gajah binatang yang besar, kuat,
tajam perasaannya, maka gajah
di jadikan lambang.(kalau di
jaman sekarang kita ini sama
dengan jabatan/pangkat jendral)
Jadi istilah GAJAH MADA, GAJAH
BANGAU. GAJAH DUYUNG, itu
bukan nama orangnya
melainkan nama pangkat atau
titel.
”nah coba anda renungkan dan
fikir dalam-dalam,
Pada jaman itu negara kesatuan
majapahit nenek moyang kita
sudah maju dan kuat bernegara
betapa bangganya bukan,??
Suatu negara yang kuat
pertahanannya sama sajah
negara sentosa bagai kan rumah
gedung berpagar halaman
dengan beton.
Berapa abad usia dan sejak
kapan nenek moyang kita
menemukan rumus-rumus
perhitumgan itu??
Apakah ditemukan oleh bangsa
kita/nenek moyang kita. Apakah
ditemukan oleh bangsa asing/
bangsa lain??
”kemudian kita bertanya pada
diri kita sendiri,
Pada sejak kapan kita bernegara
dan berbangsa!!
!!apakah kita bernegara dan
berbangsa itu sejak 17 agustus
1945 ataukah sebelumnya.
sama menyelusuri bangsa dan
negara kita, terlebih dahulu kita
akan membincangkan
Masalah kebudayaan nenek
moyang kita setelah kita gali seni
budaya peninggalan nenek
moyang kita, maka jelas memiliki
khas tersendiri, nama-nama hari
sebutan angka-angka, hurup
baca tulis, pranata mangsa, dsb,
Coba anda pelajari dan
perhatikan baik-baik, nama-
nama hari pada jaman
kehidupan nenek moyang kita
majapahit.
Ini nama-nama hari pada jaman
nenek kita majapahit.↓
DITE. SOMA. ANGGARA. BUDHA.
RESPATI. SUKRA. TUMPAK.
Dan ini nama-nama tahun pada
jaman kehidupan nenek moyang
kita majapahit.↓
EKA. DWI. TRI. CATUR. PANCA.
SAD. SAPTA, WINDU.
Mengapa oleh kita-kitaan tidak
dipake, atau tidak tahu karna
sudah 500 tahun lebih,
tenggelam, tidak di pergunakan,
(TERLARANG) oleh para dewan
wali sunan??
(HIMBAUWAN)
Setelah hancurnya negara
kesatuan majapahit hancur,
dewan wali dari demak hijrah ke
cirebon/garage.
Sejarah berubah negara kita
hancur,
Terbentuklah kerajaan
kesultanan.
Nah disitulah menyusun
pemerintahan kesultanan
Cirebon Garage.
Muli dari jaman itulah para wali,
merombaknya segala sesuatu
peninggalan dari nenek moyang
kita termasuk nama-nama hari
tahun, dan banyak sejarah-
sejarah di kaburkan di sipang
siyurkan disamarkan dipalsukan,
agar supaya kelak anak cucunya
membenci pada nenek
moyangnya, membenci pada
darah dagingnya dan anda pun
tidak sadar turut ikut
membencinya bukan????.
Dijaman itulah bangsa kita tidak
ada yg di dudukan pimpinan,
walaupun ada selalu di awas-
awasi juga terbatas kekuasaanya,
Apabila ada yang menyimpang
dari kemauan sultan, sunan,
wali, maka dianggap oposisi,
pemberontak pasti di tindak.
Contoh:
Seh lemah abang, artinya seh,
adalah jabatan, lemah, adalah
pribumi dan abang/merah
adalah pemberotak.
”secara akal logika, manusia mati
tidak mungkin menjelma jadi
anjing, itu adalah pitnah belaka
bukan??
Demi kian dijaman itulah sodara-
sodara pembaca yg budiman..,
”Sekarang kita memasuki sejarah
negara kita dijaman nenek
moyang kita yaitu, negara
kesatuan kerajaan majapahit,
negara keagungan majapahit yg
subur makmur lohjinawi.
Kerajaan majapahit dikepalai
oleh seorang pejabat tertinggi
dengan gelar BRAWIJAYA atau
MAHARAJA, kalau dijaman
sekarang jabatan PRESIDEN.
Negara kesatuan majapahit
membawahi memimpin kerajaan
kecil-kecilan di seluruh
nusantara, kerajaan kecil di
kepalai oleh seorang raja/prabu
kalau sekarang ini GUBERNUR.
Kerajaan kecil sama dengan
PROPINSI.
Sebagai contoh kerajaan dijawa
barat kerajaan pajajaran
dikepalai seorang PRABU dengan
gelar PRABU SILIWANGI. dan
banyak lagi kerajaan kecil-kecil
lainnya di seluruh NUSANTARA.
Pandji negara kita dijaman nenek
moyang kita majapahit ber
bendera DWI WARNA/merah
putih, sesuai dengan kehidupan
bangsa kita hidup di dua musim,
panas, dan penghujan,(air dan
api). Juga bisa diartikan ibu dan
bapak, juga bisa diartikan berani
dan suci, itulah arti dari merah
putuh di jaman itulah negara kita
keemas emasan, gilang gemilang
di segani dunia.
KEBUDAYAAN.
Mari kita pelajari dan kita pikir
secar tenang dan berakal.
Masuknya agama islam yg di
bawa oleh seh-seh dan para
wali-wali.
Majapahit dikup oleh dewan
demak, serangan di pimpin oleh
Raden Patah adalah putra
BRAWIJAYA dari istri selir cina.
Raden patah sudah terpengaruh
oleh para wali dan para seh
sewaktu sedang menyantren di
Demak.
Sebagai senat syarip hidayat.
Raden patah di janjikan oleh
dewan Demak, apabila bisa
menggulingkan atau
menghancurkan majapahit
kedudukan ayahnya BRAWIJAYA,
akan di gantikan oleh Raden
patah, demikian konsepsi/
perjanjian dewan demak pada
tahun 1401.
MAJAPAHIT HANCUR.
Demikian kiranya takdir illahi,
suratan tuhan yang maha
kuwasa,
Kiranya banyak pejabat-pejabat
penting majapahit lari keluar
negri orang lain, juga ada yg
bertahan kegunung-gunung,
kehutan-hutan bergeliara demi
citra negara dan bangsa.
Namun kiranya tuhan
mengalihkan kejayaan dari
negara kesatuan majapahit, ke
prasejarah islam terbentuklah
negara kesultanan, dewan
demak.
Dewan demak hijrah
keperbatasan jawa tengah dan
jawa barat.
Raden patah ditinggalkan di
demak. Haya di beri jabatan
sunan demak, kalau sekarang ini
menjabat(GUBERNUR)
Sedangkan janjinya dewan-
dewan demak/wali,
Raden patah bila dapat
menghancurkan ayahnya
majapahit akan diangkat menjadi
sultan senusantara, kalau
sekarang PRESIDEN.
Pada tahun 1461 masehi, dewan
wali membentuk negara
kesultanan dan menyusun
pejabat-pejabat pemerintahan di
cirebon atau garage.
Sebagai sultanya:@syarip hidayat.
sebagah perdana
mentrinya:@sunan kali syarip
durahman orang gujarad,
Kita lontarkan keadaan
pemerintahan majapahit
ibukotanya kebanyakan di
sebelah selatan sebagah contoh:
kerajaan padjadjaran
beribukotakan dibogor
membawahi daerah/KABUPATEN
atau dalem sumedang, dalem
surabata karawang, dalem jaya
karta, dalem banten, dalem
garut, dalem tasik dan lain-
lainya..
Untuk penyebaran sebelah
selatan daerah padjadjaran para
wali menugaskan, seh abdul
kodir jaelani.
Pada jaman kejayaan kesultanan
cirebon/garage, seh abdul kodir
jaelani di tinggalkan di daerah
BANJAR PATROMAN/tasik
malaya (pamijahan) jawa barat.
Tidak di dudukan sebagai
pimpinan negara kesultanan
cirebon, kiranya seh abdul kodir
jaelani tidak banyak menaruh
menaruh jasa pada dewan wali/
dewan demak.
Ia hanya memantapkan ajaran
islam sajah tidak mencampuri
urusan negara(NON POLITIK).
tinggalkan oleh dewan wali
cirebon/garage, Termasuk Raden
walang sungsan(ki kuwu
sangkan).
Jaman pemerintahan sunan
cirebon garage pejabat-pejabat
kebanyakan bangsa arabia.
”kita perlu renungkan.
Sultan sama dengan raja atau
presiden.
Sunan sama dengan mentri.
Wali sama dengan D.P.R.(Dewan,
Perwakilan, Rakyat)
Pinangeran sama dengan kepala
kantor/kepala Departemen.
Dijaman itulah banyak
peraturan-peraturan nama-
nama hari, tahun dan lain-
lainnya dirubah dirombak di
ganti, dan kepada yang tidak
patuh akan di tindak oleh para
wali, di jaman cirebon garage,
itupun masih banyak kaum
griliawan, oposisi yg mengadakan
perlawanan,
Namun sejarah belum
memenangkan.
Para wali dan para sunan
menamakan para griliawan itu
penawungan dedemit, setan,
Bagai mana penganut kerajaan
majapahit(Gabungan kerajaan
kecil-kecilan)
CONTOH: kerajaan di jawa barat
padjadjaran musnah, banyank
pejabat penting yang menghilang
bergeliara di gunung-gunung, di
hutan hutan, mereka
mempertahankan citra bangsa,
citra negaranya demi kehidupan
kita-kitaan kelak di kemudian
hari.
Walau pun sejarah menentukan
bahwa nenek moyang kita harus
kalah,
Demi kian suratan tuhan, tetapi
jiwanya menyala-nyala dilbuk
hati bangsanya. Mereka yang
bergeliara digunung-gunung dan
di hutan-hutan, oleh penganut
wali sunan disebut/dikatakan
atau di cap penawungan/setan,
sebagai contoh: dalem galuh
anom ciamis tasikmalaya., Dalem
dermayu pulo mas. Dalem
banten bogor pucuk umun,
Semuah di cap bangsa
penawungan. Bahkan kita juga
turut membencinya bukan???!!
”mengapa?? ”yah karna kita
tidak tahu sejarah bangsa kita
yang sebenarnya/aslinya, para
wali sunan-sunan melarang
bangsa kita pada waktu itu
untuk mengedarkan sejarah
aslinya negara bangsa kìta
sendiri.
Kemudian di buat sejarah yg
samar bahkan bertolak belakan
dengan sejarah yang asli bangsa
kita,
Para dewan wali dan sunan-
sunan hanya mementingkan
kebenaran nya keagunganya
sediri sajah atau dengan kata
hanya untuk memenangkan
dirinya sediri, kekuasaan para
wali dan para sunan maka
pantaslah anda membencinya
pada darah dagingnya sendiri, di
karnakan kehilangan patokan sil-
silah bangsa dan negara akibat
pembelokan pakta seperti
sejarah di atas, Garage
menyusun pemerintahan-
pemerintahan dengan sunan wali
seperti yg di gambarkan diatas,
Pemerintahan garage/cirebon
selama 150 tahun, pada saat
itulah kolonial belanda yang
pada mulanya berbentuk dagang
bernama VOC hadir tanpa
halangan bagaikan pintu negara
kita sudah ada yang membuka,
belanda dan inggris memberikan
kedudukan kepada warga
garage dijamin dan di gajih
penuh di anak emaskan oleh
belanda,.
LAMBAT LAUN PUDARLAH
KERAJAAN KESULTANAN
CIREBON/GARAGE tinggal
belanda bertahta berkuasa di
bumi persada INDONESIA.
Bergulirnya waktu, begitu pula
berputarnya tahun berubah,
Tuhan menentukan jalannya
kehidupan bangsa kita, negara
pada waktu itu jaman penjajahan
belanda.
Banyak pahlawan-pahlawan kita
mengadakan perlawanan/
pemberontakan, namun waktu
belum menentukan mereka
menang, mereka hanya menjadi
korban bangsa dan negara
seperti, pangeran diponogoro,
teuku umar dan lain-lainya.
Bagai manah dengan kesultanan
YOGYAKARTA dan SURAKARTA.
inilah kesultanan yg membela
atau memihak kepada nenek
moyang yangberjiwakan
majapahit. Kesultanan
yogyakartadan solo/surakarta
lah sebagai bandingan tandingan
dari cirebon garage.
Kesultanan yogyakarta dan
surakarta/solo, adalah yg semula
di sebut mataram.,,
( ULASAN )
Tatkala hancurnya kerajaan
majapahit, banyak pejabat-
pejabat penting yang lari keluar
negri menuju negri orang lain
dengan menaiki perahu layar,
ada yang berlayar ke pilipina,
ada juga yang terdampar di
kepulauan jepang/NIPON.
Ketika mereka terdampar
kemudian mendarat di waktu
pajar menyingsing mereka turun
sambil mengucapkan ”’HOONG”
nip artinya pulau jadi menurut
dongeng cerita, pulau tersebut
nantinya dikemudian hari di
sebut NIPON.
”Mengapa mereka menyebut
HOONG?? Pada jaman itu nenek
moyang kita menganut agama
BUDHA, maka mereka sambil
menginjakan kakinya kedarat
mengucapkan HONG.,
Bumi berputar, waktu berubah
bulan ke bulan berganti serta
tahun menunjukan makin
bertambahnya jumlah angkanya.,
Tuhan mengalihkan kejayaan
sesuatu bangsa dan negara.
PECAHLAH PERANG DUNIA KE 2.
Ramailah asia timur raya sampai
dunia bergoncang tahun 1942
masehi.
Jepang/nipon mendarat di desa
eretan kulon ( sumur sereh )
kecamatan kandang harus
kabupaten indramayu dengan
kapal laut.
Kalijati kabupaten subang, pos
penerbangan diduduki jepang/
nipon, Belanda kocar kacir
melawan pasukan jepang.
Belanda melarikan diri juga
banyak yang di internir/di tahan
oleh pasukan jepang,
Dari tahun itulah sodara tua kita
NIPON, INDONESIA sama-sama
kembali untuk membebaskan
belenggu penjajah di bumi
persada tercinta, walaupun
secara lahir indonesia di jajah
oleh jepang, namun bangsa kita
banyak memetik ilmu perang,
serta diajari menjadi bangsa yang
berani.
”COBA KITA HAYATI SEJENAK.
Mengapa jepang mendarat di
indonesia itu di wilayah
kabupaten indramayu??.
Semuanya berkaitan dengan
sejarah semula( jaman nenek
moyang )
Sumur sere, sebenarnya, seumur
sare, artinya semumur negara
kita tidur.
Pada tahun 1942 daratan sumur
sere berjarak 8 km/kilo meter
dari jalan raya/pantura.
Tuhan kiranya mengabulkan
rintihan tangisan bangsa terjajah
di atas bumi persada menantikan
hak berbangsa dan bernegara,
MERDEKA. MERDEKA,
MERDEKA,
Jepang hanya sekedar loncatan
belaka selama semumur jagung
3tahun 6 bulan,
hari jum’at ( HARI SUKRA
KELIWON )
INDONESIA MERDEKA.
”Nah sodara pembaca yang
budiman demikian Cuplikan
sejarah negara kita, walau pun
ini garis besarnya sajah semoga
anda lebih mengerti bahwa kita
ini bernegara dan berbangsa
walau pun terpisah-pisah namun
satu negara kesatuan indonesia
berbahasa indonesia berpandji
dwi warna ( merah putih )
negara berdasarkan PANCASILA,
berarti kembali semuanya itu
negara kita MAJAPAHIT.
Mari kita bergotong royong
membangun jiwa dan raga kita,
membangun desa kita,
membangun daerah kita,
membangun negara kita,
Segala peraturan dan per
undang-undangan, mari kita
tegak kan serta mulyakan,
semoga bapak-bapak pejabat
negara kita dilindungi dan di
tunjukan jalan yang terang oleh
TUHAN YANG MAHA ESA.
Semoga negara kita kuat
sentosa, sesuai dengan
PANCASILA.
Jadilah manusia ber agama
untuk kehidupan pribadi dengan
TUHAN.
Janganlah agama itu di barengi
POLITIK
Dan ingat POLITIK SELALU
BERBUAH DENGAN MEMBUNUH
DAN DI BUNUH.
Politik sekarang kawan besok jadi
lawan.
Dan jangan gugup menghayati
masalah sejarah ini, perlu
ketenangan serta perlu
pemikiran yang penuh dan luas.
Nah mari kita pelajari kelanjutan
sejarah negara kita majapahit/
indonesia.
Agama islam masuk ke bumi
majapahit/indonesia.
Islam di kembangkan disebarkan
di negara kita pada jaman itu
ada dua jalur.
Jalur ke .(1) yang di kembangkan
oleh para seh-seh, sunan-sunan
dan para wali, suatu mengadung
POLITIK( PEMECAH BELAH
BANGSA MEREBUT KEKUASAAN
PEMERINTAHAN DAN
SEBAGAINYA ).
Dan
Jalur ke (2) yang di kembangkan
oleh ki kuwu sangkan/Raden
walang sungsang, putra
padjadjaran, khusus mengenai
agama tidak mencampuri urusan
negara( NON POLITIK ).
Manusia wajib beragama, agama
merupakan selimut di dunia dan
di akherat/alam kelanggengan
kelak.
JADILAH ANDA MANUSIA
BERAGAMA ISLAM YG BAIK.
Berapa lamakah negara kita di
jajah/di kuasai bangsa asing??.
Menurut Ramalan sabdapalon,
Kita di jajah selama 500 tahun
lebih bangsa dan negara kita di
jajah oleh bangsa-bangsa asing
bukan??.
Setelah negara majapahit di
serang oleh Raden patah. CS .
Brawijaya.
Sabdapalon bersabda
”yaah’ sekarang aku kalah tetapi
500 tahun mendatang aku akan
kembali..
Nah demikianlah sabdapalon
Coba kita hitung.
1. NEGARA KITA DIKUASAI OLEH
PARA WALI DAN PARA SUNAN
DIJAMAN CIREBON SELAMA 150
TAHUN.
2. NEGARA KITA DI KUASAI
BELANDA SELAMA 350 TAHUN.
3. NEGARA KITA DI KUASAI
JEPANG/NIPON 3,5 TAHUN.
Jadi negara kita di jajah selama
503 TAHUN 6 BULAN.
Pejabat-pejabat prasejarah
cirebon/garage kebanyakan
bangsa-bangsa arab
Contoh: sunan kali( syarif
durahman ) bangsa gujarad/
arab, semua wali-wali dan
sunan-sunan adalah bangsa
gujarad/arab.
Sedangkan sultan syarip hydayat
adalah keturunan ibu dari
indonesia dan bapak dari arabia.
Sedangkan Raden walang
sungsang ( ki kuwu sangkan )
dalam pemerintahan cirebon
garage tidak di beri jabatan apa-
apa karena orang bangsa kita/
bangsa pribumi.
Beliau di dengan tekun
mengembangkan agama islam di
bantu oleh murid-muridnya..
SEKIAN Cuplikan sejarah
hancurnya MAJAPAHIT.
Semoga anda lebih mengerti
bahwa kita bernegara dan
berbangsa dari jaman nenek
moyang kita MAJAPAHIT.
Salam NKRI JAYA LAH
NUSANTARAKU
MERDEKA
sumber rujukan rasmi kajian DNA itu : https://yentown.us/wp-content/uploads/137/1.pdf
penerangan lengkap kajian DNA itu : http://humpopgenfudan.cn/p/A/A1.pdf
• Data di atas membuktikan, raja minang kabau /kerajaan pagaruyung/,raja sedaulat dunia,tuan raja di asia timur ,sudah selayaknya masyrakat dunia seluruhnya beraja kepada raja minang kabau.sebagai pewaris raja islam ,dari keluarga junjungan besar nabi Muhammad S A W ,nabi dan rasul,penghulu seluruh alam .
Dahulu di Minangkabau tidak memiliki hukum positif, yang ada hanya hukum rimba ” Siapo Kuek Siapo malendo, siapo tinggi siapo manimpo” kemudian oleh dua orang bijak iaitu Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang membuat sebuah perangkat Hukum Adat dan Suku agar diperoleh Perdamaian dalam Nagari dimana “nan lamah dilinduangi dan keadilan bagi semua anak negeri. Agar mudah mengawasinya dibuatlah ukuran untuk baik atau buruk suatu tindakan atau perbuatan “Di ukua jo jangko, dibarih jo balabeh, dicupak jo gantang, dibungka jo naraco, disuri jo banang”. Minangkabau adalah nama bagi suatu etnis yang terdapat di Indonesia dengan budaya, bahasa, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama juga ,Dahulu di Minangkabau tidak memiliki hukum positif, yang ada hanya hukum rimba ” Siapo Kuek Siapo malendo, siapo tinggi siapo manimpo” kemudian oleh dua orang bijak iaitu Datuak Katumanggungan dan Datuak Parpatiah nan Sabatang membuat sebuah perangkat Hukum Adat dan Suku agar diperoleh Perdamaian dalam Nagari dimana “nan lamah dilinduangi dan keadilan bagi semua anak negeri. Agar mudah mengawasinya dibuatlah ukuran untuk baik atau buruk suatu tindakan atau perbuatan “Di ukua jo jangko, dibarih jo balabeh, dicupak jo gantang, dibungka jo naraco, disuri jo banang”. Minangkabau adalah nama bagi suatu etnis yang terdapat di Indonesia dengan budaya, bahasa, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama juga .Pendahulu2 kita niniak muyang urang Minang dari satu generasi ke generasi berikutnya yang semakin berkembang itu selalu menganjurkan anak kemenakan nya untuk membuka areal baru membentuk taratak selanjutnya jika semakin ramai anak cucu tersebut dibentuk pulalah jorong jo kampung-dusun/desa jo nagari, disusun sesuai ketentuan iaitu minimum sudah ada “nan ba kaampek suku”, walaupun selalu berpindah2 dari satu wilayah ke wilayah lain dan selanjutnya menetap di kantong2 daerah yang lahannya subur dan ikan nya banyak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera dalam rangka mancarikan “nasi nan sasuok, pungguang nan tak basaok dan ameh nan sakauik” namun muyang2 kita itu tetap menjalin hubungan dengan daerah asal yang disebut dalam ketentuan adat:
– Jauah cinto mancinto
– Dakek jalang manjalang
– Jauah mancari suku
– Dakek mancari indu (induak)
Namun demikian ketentuan adat yang pokok iaitu ” Basuku bakeh ibu, babangso bakeh bapak” tidak akan hilang begitu saja “indak lakang dek paneh, indak ka lapuak dek hujan” itulah warisan yang diterima dari nenek moyang setiap Generasi Anak Suku Bangsa Minangkabau dimanapun dia beradaL.keturunan Melayu berasal dari Minangkabau? kajian DNA.Keturunan Melayu berasal dari Minangkabau, manakala keturunan minangkabau, cina dan jepun asalnya adalah adik-beradik. (asalnya dahulu sudah ada tulis dalam buku Tambo Minangkabau dan juga Sejarah Melayu karangan asal Tun Sri Lanang, sekarang diperkuatkan lagi dengan penemuan artifak purba dan kajian DNA)
jika betul bangsa Melayu ini sememangnya berasal dari Alam Melayu ini, sebelum itu dari manakah asal mereka? Pendapat orang Minangkabau di Sumatera Barat bahawa keturunan mereka ada hubungan dengan pengikut Nabi Nuh, iaitu bangsa Ark yang mendarat di muara Sungai Jambi dan Palembang semasa berlakunya banjir besar seperti yang diungkapkan oleh W. Marsden (1812) .Sutan Takdir Alisjahbana, ketika menyampaikan Syarahan Umum di Universiti Sains Malaysia (Julai 1987) menggelar bangsa yang berkulit coklat yang hidup di Asia Tenggara, iaitu Thailand Selatan, Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Filipina Selatan sebagai bangsa Melayu yang berasal daripada rumpun bangsa yang satu. Mereka bukan sahaja mempunyai persamaan kulit bahkan persamaan bentuk dan RUPA anggota badan .
bermula dengan Zaman Ais Besar sekitar dua juta sehingga lima ratus ribu tahun yang lalu. Zaman ini berakhir dengan mencairnya ais secara perlahan-lahan dan air laut menggenangi dataran rendah. Dataran tinggi menjadi pulau. Ada pulau yang besar dan ada pulau yang kecil. Pemisahan di antara satu daratan dengan daratan yang lain berlaku juga kerana berlakunya letusan gunung berapi atau gempa bumi. Pada masa inilah Semenanjung Tanah Melayu berpisah dengan yang lain sehingga kemudian dikenali sebagai Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan pulau lain di Indonesia.Kajian Kern berdasarkan bukti Etnolinguistik memperlihatkan bahawa persamaan perkataan tersebut hanya terdapat di alam Nusantara .
Secara khusus, penyebaran bahasa Melayu itu dapat dilihat di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera, di sepanjang pantai barat Semenanjung Tanah Melayu; di Pulau Jawa terdapat dialek Jakarta (Melayu-Betawi), bahasa Melayu Kampung di Bali, bahasa Melayu di Kalimantan Barat, bahasa Melayu Banjar di Kalimantan Barat dan Selatan, Sabah, Sarawak, dan bahasa Melayu di Pulau Seram.
Pendapat Marsden bahawa bahasa Melayu yang termasuk rumpun bahasa Nusantara serumpun dengan rumpun bahasa Mikronesia, Melanesia, dan Polinesia dengan induknya bahasa Austronesia secara tidak langsung memperlihatkan adanya kekerabatan dua bahasa tersebut yang tidak ditemui di Asia Tengah. Penyebaran bahasa Austronesia juga terlihat hanya bahagian pesisir pantai timur (Lautan Pasifik), pantai barat (Lautan Hindi), dan Selatan Asia .
Jika ditinjau dari sudut ilmu kaji purba pula, penemuan tengkorak yang terdapat di Nusantara ini memberi petunjuk bahawa manusia telah lama ada di sini. Penemuan tersebut di antara lain ialah:1. Pithecanthropus Mojokerto (Jawa), yang kini berusia kira-kira 670,000 tahun.
2. Pithecanthropus Trinil (Jawa), kira-kira 600,000 tahun.
3. Manusia Wajak (Jawa), kira-kira 210,000 tahun.
Jika tiga fosil tersebut dibandingkan dengan fosil Manusia Peking atau Sinanthropus Pekinensis (China) yang hanya berusia kira-kira 550,000 tahun terlihat bahawa manusia purba lebih selesa hidup dan beranak-pinak berdekatan dengan Khatulistiwa. Hal ini diperkuat lagi dengan penemuan fosil tengkorak manusia yang terdapat di Afrika yang dinamai Zinjanthropus yang berusia 1,750,000 tahun. Beberapa hujah ini menambah kukuh kesimpulan Gorys Keraf di atas yang menyatakan bahawa nenek moyang bangsa Melayu ini tentulah sudah sedia ada di Kepulauan Melayu yang menggunakan bahasa keluarga Nusantara
Disadur dari buku “Kato Pusako”
Elok ranahnyo Minangkabau
Rupo karambia tinggi tinggi
Cando rumpuik gantie gantielan
Rupo pinangnyo linggayuran
Bukik baririk kiri kanan
Gunuang Marapi jo Singgalang
Tandikek jo gunuang Sago
Pasaman jo gunuang Talang
Aianyo janiah ikannyo jinak
Laweh alamnyo bakeh tagak
Sawah batumpuak di nan data
Ladang babidang di nan lereang
Sawah bajanjang banda buatan
Sawah ladang labuah nan pasa
Taranak kambang padi manjadi
Buah jaguang maampai suto
Padi masak jaguang maupiah
Lah masak padi disawah
Padi diladang manguniang pulo
Ladang tabu amnyintak rueh
Pisang badukuang ditandannyo
Antimun mangarang bungo
Batang labu marangtang tali
Buah taruang ayun ayunan
Buah lado manbintang timue
Buah kacang taji tajian
Anak rancak minantu malin
Sajak durian ditakuak rajo
Sialang balantak basi
Buayo nan putiah daguak
Sirangkak nan badangkang
Sampai taratak aia hitam
Sampai riak nan badabua
Sampai kabateh indrapuro
Sampai ka siak indragiri
Hinggo sipisak pisau hanyuik
Sampai sikilang aia bangih.
dima asa titiak palito
Dibaliak telong nan batali
Dimano asa niniak kito
Dari lereang gunuang marapi
Di galundi nan baselo
Dakek bukik siguntang guntang
Di sinan lurah satungka banang
Sinan lurah ndak baraia
disinan bukik ndak barangin
Sinanlah banta barayun
Disinan batu hamparan putiah
Panakiak pisau sirauik
Ambiak galah batang lintabuang
Salodang ambiak ka nyiru
Nan satitiak jadikan lauik
Nan sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadikan guru
Bungka ganok manahan cubo
Ameh batu manahan uji
Naraco pantang bapaliang
Anak nagari sakato hati
Satapak bapantang suruik
Salangkah pantang kumbali
ado pun kasadonyo kito di Minangkabau
Nan disungkuik langik nan ditanai bumi
Nan saedaran kuliliang gunuang marapi
Nan mahuni daerah bagian baraik
Samato lah banamo pulau andaleh
Bapandirian bak kato nan tuo tuo
Pulai juo nan batingkek naiak
Maninggakan rueh jo buku
Manusia nan bapangkek turun
Maninggakan adaik jo limbago
Gajah mati maninggakan gadiang
Harimau mati maninggakan balang
Manusia mati maninggakan jaso
Lah jadi kabiasaan bagi kito
Rantau nan barajo
Luhak nan bapanghulu
Lah dibiasokan pulo dek adaik kito
Adaik nagari nagari nan batuo
Mambuang sagalo nan Buruak
Mamakai sagalo nan baiak
Nan sasuai pulo jo kato nabi
Malarang urang babuek jahek
Manyuruah urang babuek baiak
Mulai sajak maso dahulu
Sampai pulo pado maso kini
Sajak samulo sumua di gali
Sajak mulo nagari dihuni
Adaik dipakai, syarak nan lazim
Duo hukum nan lah digunokan
Hukum adaik jo hukum Syarak.
(KP
Pidato Pasambahan Adat
BATAGAK GALA PANGHULU
Bismillahirrahmaanir Rahim. Assalamua’alaikum Wr, Wb.
Mintak ampun hambo kapado Allah, maaf dimintak ka nan banyak, niniak mamak jo panghulu, nan gadang basa batuah, nan ba pucuak sabana bulek, nan ba urek sabana tunggang, alim ulamo jo tuanku, cadiak pandai pagaran kokoh, dubalang jo ampang limo, jo manti pagawai adat, nan mudo arih budiman, bundo kanduang samo di dalam.
Manyurek di ateh pintu, mangarang di tapak tangan, malompek nak basitumpu, mancancang nak balandasan, di Datuak ___(anu)___ tibonyo sambah. Sakali hambo manyambah, sapatah rundiang nan lalu, walau datuak surang nan disambah, batin bakeh sagalo panghulu, ujuiknyo sambah ka nan banyak, sa ujuik sambah jo simpuah.
Apolah nan ka ambo pasambahkan. Sijoroang manggali lambah, mamakai baju biludu gandum, kok tadorong ambo manyambah, sakali gawa baribu ampun.
Gulamo mudiak ka hulu, mati disemba ikan tilan, kanailah anak bada balang, pusako niniak dahulu, lai babuhue bakanakan, kini manjadi undang-undang, nan satitiak bapantang hilang, nan sabarih bapantang lupo, sampai kini bapakai juo.
Takalo maso daulu, dimusim maso saisuak, katiko langik basintak ka ateh, katiko bumi basintak turun, sajak kudo mangunyah loyang, sarasah sa pulau paco, salembang sa lubuak agam, asa solok duo salayo, tigo padang ampek kumpani, limo jo adat Minangkabau, asa mulo kalau dikaji.
Dek warih jawek ba jawek, pusako tolong batolong, sampai sakarang iko kini, nan soko turun tamurun, pusako jawek bajawek, iyo di alam Minangkabau.
Sajak dari sirangkak nan badangkang, buayo putiah daguak, sampai kapintu rajo hilie, durian ditakuak rajo. Sapisak pisau hanyuik, sialang balantak buai, dakek aie babaliak mudiak. Sailiran batang bangkaweh, sampai sikilang aie bangih, hinggo ombak nan badabua, pasisia banda sapuluah, hinggo taratak batu hitam, sampai ka tanjuang batu simalidu.
Di dalam luak nan tigo, sarato rantau jo pasisie. Nan tuo tanah data, nan bungsu luak 50, nan tangah luak agam.
Nan manuruik bari jo balabehnyo, nan banamo luak tanah data, iyo nan babatu bungo satangkai, nan basungai bakayu tarok, nan bakampuang di baliak labuah, nan banamo dusun tuo, balimo kaum disinan, sambilan koto didalam, duo baleh koto dilua.
Nan banamo luak Agam, iyo nan saliliek gunuang marapi, nan saedaran gunuang pasaman, sajajaran gunuang singgalang, jo sarato gunuang tandikek, sahinggo lado salah mudiak, sahinggo dusun tongga hilie.
Baitupun luak 50, dari sikokoh pinang tuo, sahinggo sapisak pisau hanyuik, sialang balantak basi, sahinggo sasauak sungai rimbang.
Dek niniak moyang maso itu, dibuek dusun jo taratak, sabalun ba koto ba nagari, sawah gadang satampang banieh, makanan urang tigo luak, sarato rumah dengan tanggo.
Dek lamo musim bajalan, alam batambah leba juo, urang batambah kambang pulo, dibuek adat dikarang undang, disusun tangkai ciek-ciek, dibuhua dikabek arek, dipakukan katiang panjang.
Dibuek adat ampek rupo, partamo suri tuladan, kaduo ukua dengan jangko, katigo barih jo balabeh, ka ampek cupak dengan gantang. Dikarang undang nan ampek, undang luak dengan rantau. Luak dibari ba panghulu, kok rantau diagieh barajo. Nan sokonyo turun tamurun, pusakonya jawek-bajawek, sampai sakarang iko kini.
Urang padang mahanyuah banang, dikumpa mako dilipek, dilipek lalu dipatigo. Kok dirantang namuahnyo panjang, elok dikumpa nak nyo singkek, singkek sakiro sapaguno. Ujuik sambah buah rundiangan, nyato tawalak ka ukuran, tabayang barih balabeh, bana bak andai kato bida, dek curiang barih dahulu, dek andai pusako lamo, kok basiang di nan tumbuah, jikok manimbang din an ado, tumbuah sarupo iko kini.
Ramo-ramo si kumbang jati, ketik endah pulang ba kudo, patah tumbuah hilang baganti, pusako lamo baitu juo.
Biriek-biriek tabang ka samak, dari samak ka halaman, patahsayok tabang baranti, tasuo di tanah bato. Dari niniek turun ka mamak, dari mamak ka kamanakan, patah tumbuah hilang bag anti, pusako dibao dek nan mudo.
Adat pulai bapangkek naiek, maninggakan rueh dengan buku, manusia bapangkek turun, maninggakana adat jo pusako. Mati datuak baganti datuak, nan gala tatap bak samulo.
Tantangan wajah sarupo iko, lah bulek aie ka pambuluah, lah bulek kato ka mufakat, bulek lah bulieh digolekkan, pipieh lah buliah dilayangkan. Tibo di adat lah ba isi, kok limbago lah batuang, kok tanduak samo ditanam kok darah samo dikacau, kok dagiang samo dilapah. Manuruik adat nan bapakai, kok ketek babari namo, lah gadang babari gala. Dek ketek banamo ____ si anu ____, kini bagala Datuak ______________ si anu_____.
Tantangan limbago na baitu, dek ketek banamo ____si anu_________, kini bagala Datuak ____si anu______, iyo nak samo kito sahamparan, samo sahilie jo samudiak. Kok utang nan ka mambayie, kok piutang nan ka manarimokan, kok kusuik nan ka manyalasai, jikok karuah nan ka manjaniahi.
Nak bahimbaukan di pakan na rami, dilewakan di labuah nan goleang, kapado urang di nagari.
Marabah sadundun dengan balam, sikok barulang pamandi, sambah sadundun dengan salam, kato harap dibunisi, sakian sajo sambah pado datuak.
– Jauah cinto mancinto
– Dakek jalang manjalang
– Jauah mancari suku
– Dakek mancari indu (induak)
Namun demikian ketentuan adat yang pokok iaitu ” Basuku bakeh ibu, babangso bakeh bapak” tidak akan hilang begitu saja “indak lakang dek paneh, indak ka lapuak dek hujan” itulah warisan yang diterima dari nenek moyang setiap Generasi Anak Suku Bangsa Minangkabau dimanapun dia berada .
Dalam naskah berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志) karya Zhao Rugua tahun 1225[3] disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch’ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t’ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t’a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.sebab apa sampai selat sunda saja ,sebabnya keseluruhan pulau jawa masih di dalam air lagi / belum tmbul , falsafah awalnya alam takambang di jadikan guru / berguru dengan alam yang terbentang ……
sumber